Nama Ikan Batak belakangan ini sudah demikian pamor dikenal di
berbagai daerah di Indonesia dan bahkan di Bogor sudah berhasil dibudidayakan
dan menjadi komoditas ekslusif yang bernilai mahal, sementara di Tanah Batak
tidak demikian perkembangannya. Jenis yang mana sebenarnya yang disebut Ikan
Batak itu? Kalau ditanyakan pertanyaan ini kepada orang Batak mungkin saja
jawabannya berbeda-beda karena orang Batak sendiri sudah banyak yang tidak tau
dan bahkan tidak perduli dengan yang disebut Ikan Batak.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjghig-t6e5lSI9zSVlVapmr6H0qdI4pbGRdHEKpf1gIyPrBUhJ7jwAeAyRWWNqYsk8bqH0m_y92lrjNQN7pvpOeQ0-wecYqpk79i4oc5wkevoujylK3G469fNVdTHQVfbzOGzSK6m6i_t_/s320/ikan+batak.jpg)
dari
instansi pemerintahan maupun perorangan dalam bentuk upaya pembibitan dan
pembesaran mengenal Ikan Batak adalah dari genus ‘Tor’, sementara orang Batak
sendiri kebanyakan mengenal Ikan Batak yang disebut ‘ihan’ adalah dari genus
Neolissochilus yang memang ikan endemik di Tanah Batak yang sudah terancam
punah dan masuk dalam Red List Status di IUCN (International Union for
Conservation of Nature and Natural Resources) dengan kode Ref.57073 sejak tahun
1996.
Ikan Batak yang dikenal secara umum di dunia perikanan dari
genus Tor, memang tampilannya mirip dengan ‘ihan’ genus Neolissochilus, dan
memang berasal dari keturunan yang sama yaitu Family Cyprinidae. Kalau yang
dimaksud adalah dari jenis genus Tor maka jenis ikan ini masih banyak dijumpai
di berbagai habitat aslinya di Indonesia seperti di Tanah Batak (Sumatra
Utara), Sumatra Barat, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan mungkin
masih banyak ditemukan di daerah lainnya. Jadi pada dasarnya jenis ikan ini
belum menjadi ikan yang terancam punah.
Ikan Batak yang dimaksud (genus Tor) bagi orang Batak sendiri
dikenal dengan nama dekke Jurung-jurung atau Ikan Jurung. Secara umum Ikan
Jurung ini disebut sebagai Ikan Batak karena di Tanah Batak lebih lazim
digunakan dalam suatu prosesi adat sebagai simbol kesuburan dengan harapan
kepada keluarga yang diberikan penganan dari Ikan Jurung-jurung ini akan
berketurunan banyak, baik laki-laki dan perempuan dan mendapat rejeki
sebagaimana perilaku Ikan Jurung-jurung tersebut yang sifat hidupnya membaur
beriring-iringan.
Ikan Batak Penyandang Mitos
Ikan Batak yang aslinya disebut sebagai Ihan dari genus
Neolissochilus memang dimitoskan sebagai makanan para raja-raja dijaman dahulu.
Disamping itu Ihan merupakan penganan sesembahan kepada Tuhan (upa-upa) yang
diberikan kepada seseorang oleh Hula-hula atau hierarchi clan marga yang lebih
tinggi (dalam falsafah kekerabatan Dalihan Natolu) dengan harapan pemberian
makanan itu mendapat berkat dari Tuhan berupa kesehatan dan panjang umur,
mendapat banyak keturunan, dam mudah rezeki di harta. Dalam prosesi adat
perkawinan, penganan ini juga diberikan kepada pihak boru (hierarchi marga yang
lebih rendah) sebagai balasan pemberian makanan yang enak berupa suguhan
makanan (tudu-tudu sipanganon) yang bermakna sama mendapat berkat dari Tuhan.
Tatalaksana pemberian makanan ikan seperti ini masih berlangsung
sampai sekarang namun sudah menuju degradasinya karena tidak ditemukan lagi
jenis Ihan di Tanah Batak (punah). Sebagai pengganti maka jenis ikan Mahseer
dari genus Tor (Dekke Jurung-jurung) merupakan pengganti penganan yang
dimaksud. Ternyata jenis inipun mulai langka ditemukan di Tanah Batak dan
digantikan menjadi ikan mas dari genus Cyprinus. Jenis ikan mas sebagai
pengganti penganan adat tersebut adalah dari spesies Cyprinus carpio yang
berwarna kuning kemerahan. Jenis ikan mas yang berwarna kuning kemerahan ini
kurang diminati oleh masyarakat di Pulau Jawa sehingga masyarakat Batak yang
berada di Jawa ini terpaksa menggunakan ikan mas berwarna hitam sehingga
penganan tersebut kurang ceria tampilannya dan terlihat kusam warnanya.
sumber: Blog Penyuluhan Perikanan
redaksi yth. kalo boleh dapat foto ikan jurung jurung yg di maksud, boleh dong kirim ke saya(email: subagja.j@gmail.com)saya perlu untuk identifikasi
BalasHapusterimakasih