
Di negara asalnya Jepang, ikan koi bisa mencapai panjang
maksimum 120 cm. Sedangkan di Indonesia ikan koi baru bisa mencapai panjang
maksimum 75 cm. Ikan koi termasuk ikan yang berumur panjang. Konon ikan koi
milik Kekaisaran Jepang mencapai umur 120 tahun, dengan panjang 120 cm.
Bentuk badannya bisa dilihat saat koi berenang, karena bentuk
badan yang sempurna akan berpengaruh langsung pada gaya berenangnya.
Demikian pula Sebaliknya. Walaupun seekor koi mempunyai corak warna yang sangat
indah dan montok, tapi Jika sirip-nya tidak lengkap, koi tersebut dinilai
jelek. Walaupun tidak mutlak, Sebaiknya kedua sisi badannya simetris. Dan harus
diingat, seekor induk betina yang sedang "mengandung" perutnya lebih
buncit. Ini Jangan disalahartikan bahwa ikan koi tersebut perutnya tidak
normal. Harus diingat pula, ada dua bentuk badan yang abnormal yaitu: cacat dan
kurang makan.
Secara rinci, bentuk badan yang harus diperhatikan adalah
seperti berikut:
Garis punggung lurus dan punggung melengkung wajar
Garis punggung lurus dan punggung melengkung wajar
Jika kita perhatikan dari atas, garis punggung koi harus terlihat
lurus dan ketika mereka bergerak meliuk punggungnya melengkung dengan wajar.
Jika dilihat dari samping, maka garis sebelah atas badannya dan bawah badannya
membentuk lengkung yang wajar. Artinya, sebelah atas badannya tidak boleh
terlalu melengkung, tapi sebelah bawah juga Jangan sampai membentuk garis
lurus. Koi yang ketika berenang membentuk lengkungan yang tajam pada badannya
sendiri tidak pantas untuk dipilih.
Sirip tumbuh sempurna dan cantik
Sirip tumbuh sempurna dan cantik
Sirip yang cantik dan besarnya sesuai dengan badannya, menjadikan
koi tampak cantik. Yang paling penting di antara semua sirip adalah sirip dada.
Sirip ini tidak boleh cacat karena penyakit atau cacat bawaan. Beberapa koi
yang karena keku-rangan makan biasanya mempunyai sirip yang kerdil (kecil).
Sirip ekor dan sirip punggung koi sering ditemukan cacat. Begitu
pula halnya dengan sirip perut atau sirip anal. Usahakan memilih koi yang
mempunyai bentuk sirip sempurna.
Kepala berbentuk sempurna
Kepala berbentuk sempurna
Beberapa wajah koi enak dilihat, tapi beberapa lagi tidak. Ada
koi yang mempunyai hidung bersan-dar ke depan, dan sebagian lagi ada yang
mancung. Bentuk hidung koi ini, kendati berbeda, keduanya dianggap kurang
bagus. Yang bagus adalah koi dengan bentuk hidung yang wajar, tidak terlalu
menonjol, tapi juga tidak tenggelam dalam timbunan daging.
Cacat rahang paling menentukan. Boleh jadi cacat ini disebabkan oleh penyakit gill root (akar insang) yang menyerang koi ketika masih kecil. Cacat yang disebabkannya sangat besar pengaruhnya terhadap penilaian koi. Kepala koi menjadi besar dan lebar, dan sangat tidak enak dipandang. Penyakit ini memang mempengaruhi bentuk mulut dan insang. Antara mata, mulut, dan rahang harus sama bagusnya dan membentuk suatu bangunan yang serasi dan sempurna.
Perbandingannya serasi
Cacat rahang paling menentukan. Boleh jadi cacat ini disebabkan oleh penyakit gill root (akar insang) yang menyerang koi ketika masih kecil. Cacat yang disebabkannya sangat besar pengaruhnya terhadap penilaian koi. Kepala koi menjadi besar dan lebar, dan sangat tidak enak dipandang. Penyakit ini memang mempengaruhi bentuk mulut dan insang. Antara mata, mulut, dan rahang harus sama bagusnya dan membentuk suatu bangunan yang serasi dan sempurna.
Perbandingannya serasi
Perbandingan antara panjang, lebar, dan tinggi merupakan kunci
bagus tidaknya koi. Yang dimak-sudkan di sini adalah angka paling besar antara
perbandingan panjang badan dan tinggi adalah satu. Itu yang paling bagus. Namun pada umumnya
angka rasio ini berkisar antara 1-2,6 hingga 1-3,0 dan biasanya angka ini sudah
cukup memadai.
Kualitas Ikan Koi
Kualitas koi sesungguhnya sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Kualitas yang tinggi merupakan perpaduan antara warna-warna putih, merah,
hitam, dan bentuk badan secara keseluruhan. Suatu kecenderungan untuk menilai
koi lebih yang besar, tanpa melepaskan kriteria warna badannya, adalah sangat
penting.
Kualitas koi identik dengan setiap poin yang berlaku di dalam
penjurian perlombaan koi. Bentuk badannya, warnanya, pola warna, dan keanggunan-nya
sangat erat hubungannya dengan kualitas koi. Mendapatkan kualitas yang bagus
adalah suatu hal yang sangat kita harapkan. Dan pastilah koi demikian akan
mendapatkan nilai yang tinggi apabila diikutkan dalam perlombaan. Adalah salah
besar apabila kita Selama ini hanya menganggap bahwa nilai seekor koi hanya
ditentukan oleh pola warna badannya ataupun dari besarnya saja.
Dengan mengetahui kualitas koi, kita bisa memperkirakan
harganya. Artinya, Jika koi yang hendak kita beli benar-benar bagus, tidak salah
apabila kita harus mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah. Nilai sebesar itu
tentu tidak untuk seekor koi yang rendah kualitasnya. Jangan lagi kita menjadi
korban dari keisengan pedagang yang menawarkan seekor ikan mas lauk yang
sekalipun besar dan bentuk badannya bagus, dengan harga seekor koi. Atau
Sebaliknya, Jangan sampai kita bertahan dengan harga yang rendah ketika
nienawar seekor koi berkualitas prima. Karena hal ini sebenarnya hanya akan
menelanjangi kita, karena kebodohan kita akan terlihat oleh para pedagang. Jika
pedagang menghadapi penv beli yang tidak mengerti, mereka malah akan mengerjai
atau bahkan segan melayani pembeli berkonsultasi.
Pola Warna Ikan Koi
Semua tanda-tanda dalam tubuh koi haruslah seimbang. Bagian
putih pada mulut dan bagian ekor paling penting. Kepala yang
membentuk huruf seharusnya ideal, tapi yang berbentuk unik yang sering
dibutuhkan. Dua bagian yang menjadi pusat penilaian adalah bagian kepala dan
bahunya dan daerah ekor. Daerah kepala dan punggung jauh lebih penting
dibandingkan daerah ekor. Warna merah pada kepala harus lebar
dan tegas. Garis putih pada leher sangat diharapkan sekali pada seekor
Kohaku. Pada daerah ekor yang sangat diharapkan adalah warna putih
yang bersih, tidak kehitam-hitaman.
Pemilihan Benih Ikan Koi
Kegiatan yang paling sulit dari rangkaian kegiatan pemijahan
adalah penyeleksian benih. Seleksi yang sembrono atau ceroboh akan
mengakibatkan kita rugi, karena biaya makan yang banyak dan tenaga ekstra yang
telah banyak tercurahkan hanya menghasilkan koi yang rendah mutunya.
Dewasa ini ada anggapan bahwa orang yang memijahkan koi selalu
berharapmenghasilkan koi yang bagus kualitasnya. Anggapan ini keliru sama
sekali, sebab tidak sedikit dari mereka yang sudah ber-pengalaman
mendapatkan benih koi yang keseluruhannya jelek. Umumnya di antara mereka tidak
memproduksi secara masal, sebab produksi masal susah diurut asal-usulnya.
Asal-usul ini sangat perlu, terutama Jika akan mengawinkan koi
dengan induknya. Dengan pemijahan berpasangan, induk akan mudah dicari sebab
induk hanya seekor betina dan dua atau tiga ekor jantan yang gampang
diingatnya. Memproduksi koi secara masal
hanya akan menambah pekerjaan, karena seekor koi mampumenghasilkan anak
hingga puluhan ribu ekor.
Kepadatan benih yang sangat tinggi cenderung membuat benih
bersaing tempat dan makanan. Koi yang buruk dapat merusak koi yang mutunya
bagus. Oleh karenanya perlu diadakan penyeleksian yang ketat.
Penyeleksian dilakukan ketika benih berumur 1 hingga 3 bulan,
dan benih dipisahkan menurut besar dan jenisnya. Ada beberapa ekor koi yang
umumnya tumbuh terlalu besar, sedangkan sebagian lagi sangat lambat.
Penyeleksian ini juga akan membantu koi yang pertumbuhannya lambat bisa tumbuh
normal kembali.
Selama 1-3 bulan penyeleksian dilakukan sebanyak 3 atau 4 kali.
Seleksi yang pertama, dilakukan sekitar 2 minggu setelah menetas bagi Showa, 50
hari setelah menetas untuk Ogon, 60 hari untuk Kohaku dan Taisho-sanke. Benih
yang cacat ditandai dengan warna merah, putih, atau hitam saja. Biasanya dari
jumlah benih yang menetas, sisanya yang bagus tinggal 10—20%.
Seleksi kedua dilakukan untuk menentukan pola warna dan kualitas
secara keseluruhan. Setelah selesai seleksi akan makin sedikit benih yang masih
tersisa, tapi yang jelas akan semakin ringan pekerjaan yang harus kita lakukan.
Seleksi benih memang susah, dan hanya bisa dilakukan dengan benar dan serius
oleh mereka yang sudah dekat dengan koi. Dan penglihatan yang tajam tetap
diperlukan untuk mendapatkan benih-benih yang bagus kualitasnya. Secara umum
benih-benih yang lolos seleksi akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Badan
dan siripnya normal, tidak cacat.
- Warna
badannya sudah nampak menonjol, sesuai dengan varietasnya.
- Warna
putih, merah, hitam atau kuning nampak jernih tidak tercampur dengan warna
lain.
- Bentuk
Kolam
Bentuk kolam untuk koi memang bisa dibuat macam-macam asal tetap
disesuaikan dengan luas tanah yang tersedia. Pada prinsipnya ada dua
corak/ tipe kolam koi yang umum yaitu formal (resmi) dan non formal (tidak
resmi). Tipe kolam yang terakhir biasanya bentuknya
lebih fleksibel dibandingkan bentuk yang pertama yang rata-rata
serba simetris, geometris, misalnya bundar, persegi panjang, atau bujur
sangkar. Bentuk kolam resmi ini biasanya akan terasa terpisah dengan
lingkungan sekitarnya, karena memberikan kesan yang serba "teratur"
dan "disiplin". Padahal maksud kita membuat kolam adalah untuk
membantu kita melepaskan ketegang-an dan memberi hiburan padakita. Jika
toh yang kita temukan kesan formal, yang serba teratur tentu ibarat lolos dari
mulut macan jatuh ke mulut buaya, Berbeda dengan kesan yang ditimbulkan oleh
kolam formal, pada kolam non formal kita akan menemukan kesan tenang,
menyatu dengan sekitar kita, dan menyejukkan. Kalau toh dibangun dekat rumah,
kolam terasa bukan merupakan bagian lain dari rumah, yang jelas bentuknya
mendekati formal (serba geometris dan simetris), tapi merupakan pelengkap,
kalau tidak boleh disebut hiasan, untuk meng-hilangkan kesan kaku dan baku pada bentuk
rumah. Bentuk formal bukannya tidak perlu pada kolam taman.
Kolam formal mempunyai kelebihan, yaitu mudah dikerjakan dan lebih kuat.
Berbeda dengan kolam non formal yang bentuknya tidak baku, sering kita memberi
adonan yang tidak sama rata untuk setiap bagian kolam. Oleh karena itu banyak
yang kemudian menggabungkan kedua bentuk itu. Artinya padabagian
dalam kolam dibentuk sedikit formal (agak lonjong atau agak persegi
panjang) kemudian pada bagian luarnya (atasnya) diberi beberapa
penekanan sesuai dengan selera kita. Kalau toh mereka ingin memilih bentuk
formal, berhubung tanah yang tersedia memang mengharuskan mereka untuk memilih
itu, kesan formal bisa dihilangkan dengan membuat kolam dalam bentuk formal
tidak lengkap. Sebagai misal tanah yang tersedia di pojok rumah seluas 4 meter
persegi (bentuk bujur sangkar tanahnya) mereka bisa membuat kolam 3/4 lingkaran
atau 1/2 lingkaran.
- Kolam
taman, baik yang resmi maupun yang tidak resmi, bisa tampil dalam berbagai
wajah. Antara yang satu dengan lainnya memang tidak diharam-kan untuk
digabung, dan tidak pula mengecewakan bila tampil secara pribadi. Aneka
bentuk kolam koi yang bisa dipilih.
- Kolam
berbentuk bundar. Kombinasi kolam di atas permukaan tanah dan di bawah
tanah.
- Kolam
simetris di atas permukaan tanah.
- Kolam
setengah bundar. Dibawah permukaan tanah (atas) dan di atas permukaan
tanah (bawah).
Kolam taman bisa tampil dengan tiga rupa, yaitu kolam taman apa
adanya tanpa diiringi irama geme-ricik air, kolam taman dengan iringan musik
air yang ditimbulkan air mancur di tengah kolam, dan yang terakhir kolam taman
dengan iringan kecipak dan sejuknya air terjun. Bagi mereka yang menyukai
ketenangan tentu kolam yang tenang tanpa kecipak air yang dikehendaki,
sedangkan yang suka akan suasana alam dan menginginkan suasana alami kolam tipe
terakhir yang dilengkapi air terjun yang lebih di-sukai. Berbeda dengan mereka
yang mempunyai bibit-bibit aristrokasi dalam dirinya, tentu lebih menyukai
kolam dengan air mancur di tengahnya.
Ketiga rupa kolam taman tersebut bukanlah harga mati yang tidak
bisa dikutak-katik lagi. Dengan kata lain, bukan tidak mungkin kita memilih
bentuk kolam lain yang tak kalah eksotiknya. Misalnya saja kolam dengan aliran
air pada salah satu sisi-nya yang mengesankan koi berada di dalam
ling-kungan perairan yang mengalir. Bisa juga aliran air ini ada di bagian
tengah kolam, yang mengesankan koi berada dalam perairan yang menggelegak,
menakjubkan.
Variasi penampilan kolam memang bisa seribu muka. Seperti
misalnya kita memilih air terjun lang-sung tanpa melewati tebing buatan yang
mengesankan suasana perbukitan atau pegunungan. Dan untuk menutupi kekakuan
ini. kita pasang kincirair yang bisa mengalunkan musik ketika berputar tertimpa
aliran air ini. Yang harus kita ingat bahwa pilihan kita itu harus tetap
kembali pada kondisi kolam itu sendiri, berapa besar dan di mana
letak-nya. Kita tidak mungkin membuat pancuran air atau air mancur pada kolam
kecil yang terletak di depan jendela kita. Kolam kecil di depan jendela atau di
serambi hanya cocok tanpa perlengkapan rnacam-macam. Tiupan angin pada air
yang memancar ke atas bisa bikin repot. Bila lokasi memungkinkan, kita bisa
memvariasi bentuk dengan membuat kolam besar dan kecil. Kolam kecil untuk
keluarnya air hingga luber ke arah kolam besar yang berisi ikan, yang
sudah pasti akan mengingatkan kita pada suasana
mata air (belik) di pinggir-pinggir sungai di Jawa.
2.Ukuran Kolam
Sebenarnya membuat kolam ikan koi, tidak harus memiliki lahan
yang luas, cukup dengan 1x1.5 m2 saja sudah dapat memiliki kolam ikan yang
asri. Kedalaman kolam harus diperhatikan dalam memelihara Koi. Kedalaman kolam
yang optimal sebaiknya sekitar 50 cm, dengan tinggi permukaan air dari dasar
kolam sekitar 35 cm. Untuk ikan koi, buatlah suatu lubang / spot di tengah
kolam dengan kedalaman extra ±15 cm sebagai tempat ikan koi beristirahat dan
juga sebagai tempat persembunyian yang aman, jika di kolam terdapat bebek
misalnya.
Untuk kolam yang ukurannya lebih dari 3x4 meter persegi, dasar
kolam harus diberi konstruksi beton. Ini dimaksudkan agar kolam dapat menahan
tekanan dari dalam tanah. Jika tidak, dasar kolam bisa retak dan bocor.
Kedalaman kolam yang optimal bertujuan untuk mendapatkan mutu Ikan Koi yang
baik. Pertumbuhan koi terbilang cepat. Untuk kedalaman kolam 0.5m hanya dapat
diisi ikan koi kecil. Setelah ikan Koi tumbuh agak besar harus dipindahkan ke
kolam yang lebih luas, agar tidak terhambat pertumbuhannya.
3.Lokasi Kolam
Jika kita memilih membangun kolam dekat rumah, atau di depan
jendela kamar, kita harus siap-siap dengan risikonya. Risiko ini tidak lain
adalah kelembapan yang bakal ditimbulkan oleh kolam koi ini. Oleh karena itu
sangat dianjurkan membuat kolam koi setidaknya berjarak 4 meter dari rumah. Hal
tersebut tentu tidak memungkinkan bagi yang memiliki sepetak rumah bertipe
27/66 m2.
Selain itu lokasi yang dipilih hendaknya bebas dari naungan
pohon-pohonan. Bagi yang memiliki pekarangan luas, pilihlah lokasi yang tidak
berada di bawah pohon yang besar. Daun-daunan yang gugur selain akan mengotori
kolam yang tidak enak dilihat, juga akan menurunkan pH air kolam, sehingga koi
menjadi tidak sehat. Jika tidak ada lahan lagi yang terbebas dari tanaman, maka
kita harus menentukan pilihan, lebih sayang kepada pohon atau tetap akan
melaksanakan keinginan kita mempunyai kolam koi.
Sebenarnya pohon tidak perlu dibabat habis, kurangi cabang dan
dahan di atas lokasi kolam koi. Naungan dari kerindangan pohon tetap dibutuhkan
kolam koi untuk mencegah sengatan matahari agar kolam tidak lekas berlumut.
Jika bisa, usahakan lokasi terletak di sebelah timur rumah agar hanya sinar
matahari saja yang menerpa di atas kolam, tidak matahari siang yang
terik.
4.Jumlah Ideal Penempatan Koi dalam Kolam
4.Jumlah Ideal Penempatan Koi dalam Kolam
Kebiasaan para pemula adalah menempatkan koi dalam jumlah banyak
ke kolam yang tidak begitu luas. Seiring dengan itu, jika kita perhatikan ikan
dalam kolam tersebut banyak yang tidak bagus.
Ikan-ikan yang terlalu biasa dan tidak mempunyai daya tarik yang
kuat tidak jarang turut menghuni kolam koi. Akibatnya jelas bahwa akan terjadi
persaingan konsumsi oksigen. Selain itu juga koi yang tidak bagus juga akan
turut mengeluarkan sisa kotoran dan menjadi penyaing tempat dan makanan. Akan
lebih bagus jika kita hanya menempatkan koi yang bagus saja dalam kolam,
kendati hanya sedikit. Sedikit ikan koi yang bagus lebih berarti bagi kita
dibandingkan banyak koi tapi tidak bagus, karena merekalah yang nantinya bakal
rnenghibur kita.
Jumlah koi yang ideal yang pantas untuk menghuni kolam
tergantung dari beberapa hal, yaitu umur dan besarnya koi, serta luas dan
daiamnya kolam. Dalam buku NishikigoiFancy Koi, Takchiko Tamaki memberi patokan
tentang kaitan jumlah koi dengan kolam tempat hidupnya.
Jumlah Koi berdasarkan kedalaman dan ukuran kolam :
Umur Koi (tahun)
|
Panjang Koi (cm)
|
Minimal Kedalaman Kolam (cm)
|
Jumlah Koi per 4 m2 (ekor)
|
1
|
±15
|
20 - 30
|
±40
|
2
|
±30
|
30
|
±10
|
3 - 5
|
lebih 40
|
30 - 45
|
±2-5
|
Takehiko Tamaki, 1977
Tentu jumlah koi tersebut harus disesuaikan dengan kondisi
kolam. Artinya jumlah tersebut bisa saja dikurangi Jika kondisi kolam tidak
memungkinkan, karena jumlah tersebut disusun untuk kolam-kolam dalam kondisi
baik.
0 komentar:
Posting Komentar