Pembangunanan Perikanan dan Kelautan merupakan bagian integral
dari pembangunanan ekonomi secara keseluruhan dan harus menunjang terwujudnya
perekonomian yang maju, efisien dan tanguh yang dicirikan oleh kemampuan dalam
mensejahterakan petani tambak dan nelayan sekaligus meningkatkan kemandirian
serta kemampuannya dalam mendorong sektor perikanan pada umumnya. Pembangunan
Perikanan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan
nelayan. Salah satu upaya yang ditempuh untuk mewujudkan harapan tersebut
adalah meningkatan produksi dan produktifitas usaha perikanan untuk mencapai
swasembada pangan berprotein dalam rangka meningkatkan pendapatan sekaligus
perbaikan gizi keluarga. Peningkatan produksi perikanan dapat dilakukan melalui
kegiatan dan yg terpenting adalah kegiatan budidaya.
Dalam hal ini usaha perikanan merupakan salah satu alternatif yang penting, karena dapat memanfaatkan potensi lahan yang tersedia secara optimal dan menguntungkan serta memperhatikan kelestarian sumbernya. pada Pada postingan kali ini saya sajikan sebuah informasi tentang Perikanan Budidaya, dengan sebuah Judul 'Tehnik Budidaya Ikan Emas". Bagi anda yang membutuhkan informasi ini semoga postingan ini dapat bermanfaat.
Dalam hal ini usaha perikanan merupakan salah satu alternatif yang penting, karena dapat memanfaatkan potensi lahan yang tersedia secara optimal dan menguntungkan serta memperhatikan kelestarian sumbernya. pada Pada postingan kali ini saya sajikan sebuah informasi tentang Perikanan Budidaya, dengan sebuah Judul 'Tehnik Budidaya Ikan Emas". Bagi anda yang membutuhkan informasi ini semoga postingan ini dapat bermanfaat.
1. SEJARAH SINGKAT
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air
tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara
sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara
sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan
ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan
Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat
10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
2. SENTRA PERIKANAN
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di
sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di
perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi,
Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta
3. JENIS
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai
berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan
sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan
lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan
bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain
ikan mas adalah sebagai berikut:
- Ikan
mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek;
bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit;
perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
- Ikan
mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih
gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila
diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan
dengan tinggi badan antara 3,2:1.
- Ikan
mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata
pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit;
gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan
panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
- Ikan
mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang;
penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan
aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
- Ikan
mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik
bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari
warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp,
long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui
nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi,
taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. Dari
sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang
berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang
berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang
banyak dibudidayakan.
4. MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
Sebagai ikan hias.
5. PERSYARATAN LOKASI
- Tanah
yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan
tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
- Kemiringan
tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
- 3. Ikan
mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian
antara 150-1000 m dpl.
- Kualitas
air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan
tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
- Ikan
mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras.
Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air
tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras
debitnya 100 liter/menit/m³.
- Keasaman
air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
- Suhu
air yang baik berkisar antara 20-25°C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas
banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
2. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas
pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500
meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter
persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa
ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu
pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk
pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
3. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok.
Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan
bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk
dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m² dengan 18 buah
ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar
dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya
bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk
kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga
untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan
agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
4. Kolam pendederan,
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk
kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama
dengan luas 25-500 m 2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m 2 per petak.
Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu
berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat
pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya
benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam
dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan
tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas
diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk
menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai
ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta
piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan
lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring
/ scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean
diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish
bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur
yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara
terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari
alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap
benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari
jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih
ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi
ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan
atau ikan konsumsi).
3. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media
untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan
kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama
dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa
pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter
persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing
dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
4. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu secara tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin
meningkatnya teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah
dilaksanakan penggunaan induk-induk yang berkualitas baik. Keberhasilan usaha
pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam namun manusia telah
banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan hipofisisasi,
peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan, penetasan
telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik kultur
makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan produksi
benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas.
Adapun ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah
matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
- Betina:
umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur
minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5 kg/ekor.
- Bentuk
tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus,
sehat, sirip tidak cacat.
- Tutup
insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih;
panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak jernih.
- Sisik
tersusun rapih, cerah tidak kusam.
- Pangkal
ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang
dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri
untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
1. Betina
» Badan bagian
perut besar, buncit dan lembek.
» Gerakan lambat,
pada malam hari biasanya loncat-loncat.
» Jika perut
distriping mengeluarkan cairan berwarna kuning.
2. Jantan
» Badan tampak
langsing.
» Gerakan lincah
dan gesit.
» Jika perut
distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
2. Sistim
Pembenihan/Pemijahan
Saat ini dikenal dua
macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu
3. Sistim pemijahan
tradisional
Dikenal beberapa cara
melakukan pemijahan secara tradisional, yaitu:
Cara sunda:
» luas kolam
pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan
lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
» disediakan
injuk untuk menepelkan telur;
» setelah proses
pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam penetasan.
4. Cara cimindi:
luas kolam pemijahan
25-30 meter persegi, dasar kolam
» sedikit
berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan
pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
» disediakan
injuk untuk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu dan diletakkan dipojok kolam
dan dibatasi pematang antara dari tanah;
» setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
» tujuh hari
setelah pemijahan ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu setelah itu dapat
dipanen benih-benih ikan.
5. Cara rancapaku:
- luas
kolam pemijahan 25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
kolam pemijahan merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat
dari batu;
- Disediakan
rumput kering untuk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh
permukaan air kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
- Setelah
proses pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
- Setelah
benih ikan kuat maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, setelah
3 minggu maka benih dapat dipanen.
6. Cara sumatera:
1. luas kolam pemijahan
5 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi
air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan
kolam penetasan;
2. disediakan injuk
untuk menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
3. setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
4. setelah benih
berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
7. Cara dubish:
- luas
kolam pemijahan 25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60
cm dalam 35 cm, kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
- Sebagai
media penempel telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon
setinggi 40 cm;
- Setelah
proses pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
- Setelah
benih berumur 5 hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
8. Cara hofer:
sama seperti cara
dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan
pintu pemasukan air.
9. Sistim kawin suntik
Pada sisitim ini induk baik jantan maupun betina yang matang
bertelur dirangsang untuk memijah setelah penyuntikan ekstrak kelenjar
hyphofise ke dalam tubuh ikan. Kelenjar hyphofise diperoleh dari kepala ikan
donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah otak besar). Setelah suntikan
dilakukan dua kali, dalam tempo 6 jam induk akan terangsang melakukan
pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yang tinggi, sarana yang lengkap dan
perawatan yang intensif.
10.
Pembenihan/Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas:
- Dasar
kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
- Air
tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan
suhu berkisar 25 derajat C.
- Diperlukan
bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
- Jumlah
induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor
induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
- Pemberian
makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan secara
teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah
berat induk ikan.
11. Pemeliharaan Bibit/Pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah
telur-telur hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam
pendederan (luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan
dimana kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari
ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu pula
dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan. Pendederan ikan
mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
- Tahap
I: umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm); jumlah benih
yang disebar=100-200 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran
benih menjadi 2-3 cm.
- Tahap
II: umur benih setelah tahap I selesai; jumlah benih yang disebar=50-75
ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 3-5
cm.
- Tahap
III: umur benih setelah tahap II selesai; jumlah benih yang disebar=25-50
ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 5-8
cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot
benih.
- Tahap
IV: umur benih setelah tahap III selesai; jumlah benih yang disebar=3-5
ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan; ukuran benih menjadi 8-12
cm; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot
benih.
12. Perlakuan dan
Perawatan Bibit
Apabila benih belum
mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan pelet 2 mm sebanyak 3 kali
bobot total benih yang diberikan 4 kali sehari selama 3 minggu.
13. Pemeliharaan
Pembesaran
Pemeliharaan
pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
14. Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan
tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan
gurame 20% dan ikan mujair 30%.
15. Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik
dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara
induk jantan dan betina.
16. Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m
2 , TSP 10 gram/m 2 , Urea 10 gram/m 2 , kapur 25-100 gram/m 2 . Setelah itu
kolam diisi air 39 -40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air,
kolam disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC,
Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga dan
udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan
sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya
mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m
2 , sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m 2
(benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
17. Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian
pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang
cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva
tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan
dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk
100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1
butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih,
perawatan 5-7 hari.
18. Pemeliharaan
Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
7. HAMA DAN PENYAKIT
1.Hama
1. Bebeasan
(Notonecta)
Berbahaya bagi benih
karena sengatannya. Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500
cc/100 meter persegi.
2. Ucrit (Larva
cybister)
Menjepit badan ikan
dengan taringnya hingga robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan
organik menumpuk di sekitar kolam.
3. Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
Makan telur telur ikan. Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4. Ular
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
Menyerang benih dan ikan kecil. Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5. Lingsang
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
Memakan ikan pada malam hari. Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6. Burung
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7. Ikan gabus
Memangsa ikan kecil.
Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
8. Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan
penangkapan.
Penyakit
1. Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak
bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih,
menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang
sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram
dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam
dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
2. Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan,
bagian punggung terjadi pendarahan.
Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur kapur
tohon 200 gram/m 2 , biarkan selama 1-2 minggu.
3. Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan
girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang
rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi
pendarahan dan menebal pada insang.
Pengendalian:
1. direndan dalam
larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue
3 gram/m3 selama 24 jam;
2. hindari penebaran
ikan yang berlebihan.
1. Kutu ikan
(argulosis)
Gejala: benih dan
induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang
terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
Pengendalian:
1. ikan yang terinfeksi
direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam
larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit;
2. dengan pengeringan
kolam hingga retak-retak.
2. Jamur
(Saprolegniasis)
Menyerang bagian
kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.
Gejala: tubuh yang
diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang
halus seperti kapas.
Pengendalian: direndam
dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit;
telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
3. Gatal
(Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan.
Gejala: gerakan
lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.
Pengendalian: rendam
selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
4. Bakteri psedomonas
flurescens
Penyakit yang sangat
ganas.
Gejala: pendarahan dan
bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.
Pengendalian:
pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau
sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
5. Bakteri aeromonas
punctata
Penyakit yang sangat
ganas.
Gejala: warna badan
suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap;
kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal.
Pengendalian:
penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg
ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah
timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:
- Pengeringan
dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
- Pemeliharaan
ikan yang benar-benar bebas penyakit.
- Hindari
penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
- Sistem
pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu
pemasukan air.
- Pemberian
pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
- Penanganan
saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan
benar.
- Binatang
seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai
pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.
8. 8. PANEN
1. Pemanenan Benih
Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, terlebih dahulu
dipersiapkan alat-alat tangkap dan sarana perlengkapannya. Beberapa alat
tangkap dan sarana yang disiapkan diantaranya keramba, ember biasa, ember
lebar, seser halus sebagai alat tangkap benih, jaring atau hapa sebagai
penyimpanan benih sementara, saringan yang digunakan untuk mengeluarkan air
dari kolam agar benih ikan tidak terbawa arus, dan bak-bak penampungan yang
berisi air bersih untuk penyimpanan benih hasil panen. Panen benih ikan dimulai
pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi dan sebaiknya berakhir tidak lebih
dari jam 09.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang
dapat mengganggu benih ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula
dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi secara
perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara
mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau
jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih dapat dipanen setelah
dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat diperoleh dapat mencapai 70-80%
dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
2. Cara Perhitungan
Benih Untuk mengetahui benih ikan hasil panenan yang disimpan
dalam bak penyimpanan maka sebelum dijual, terlebih dahulu dihitung jumlahnya.
Cara menghitung benih umumnya dengan memakai takaran, yaitu dengan menggunakan
sendok untuk larva dan kebul, cawan untuk menghitung putihan, dan dihitung per
ekor untuk benih ukuran glondongan. Penghitungan benih biasanya dengan cara:
1. Penghitungan
dengan sendok.
2. Penghitungan
dengan mangkok.
3. Pembersihan
Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan
ada saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian
yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air menyurut,
maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam tersebut. Benih ikan
lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang ketinggalan dalam kolam. Benih
ikan tersebut semuanya disimpan dalam bak-bak penampungan yang telah disiapkan.
4. Pemanenan Hasil Pembesaran
Untuk menangkap/memanen ikan hasil pembesaran umumnya dilakukan
panen total. Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat
berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak pemanenan /
petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran
(monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi
hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang
halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya
ikan.
9. PASCAPANEN
Penanganan pascapanen ikan mas dapat dilakukan dengan cara
penanganan ikan hidup maupun ikan segar.
1. Penanganan ikan hidup
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila
dijual dalam keadaan hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut
sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
1. Dalam
pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
2. Waktu
pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
3. Jumlah
kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
2. Penanganan ikan segar
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kesegaran antara lain:
- Penangkapan
harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
- Sebelum
dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
- Wadah
pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2
jam perjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun
pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng
atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak
maksimum 50 cm.
- Ikan
diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7 derajat C.
Gunakan es berupa potongan kecil-kecil (es curai) dengan erbandingan
jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian
ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm, lalu disusul lapisan
es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es,
demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
3. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan
benih adalah sebagai berikut:
1. Benih
ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak
cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem
tertutup) atau keramba (sistem terbuka).
2. Air
yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit
serta bahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah
diaerasi semalam.
3. Sebelum
diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempat
pemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak
pemberokan dapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran
tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor
dengan ukuran 3-5 cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan
ukuran benihnya.
4. Berdasarkan
lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian,
yaitu:
4. Sistem terbuka
Dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak
memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba
dapat diisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor
benih ukuran 3-5 cm.
5. Sistem tertutup
Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan
waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media
pengangkutan terdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.H2O
sebanyak 9 gram.
Cara pengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:
- Masukkan
air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;
- Hilangkan
udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;
- Alirkan
oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume
keseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);
- Kantong
plastik lalu diikat.
- Kantong
plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan.
Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat
diisi 2 buah kantong plastik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di
tempat tujuan adalah sebagai berikut:
- Siapkan
larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10
liter air bersih).
- Buka
kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat
sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi
perlahan-lahan.
- Pindahkan
benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1- 2 menit.
- Masukan
benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi
pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25
ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan
obat lain seperti KMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama
3-5 menit.
Setelah 1 minggu
dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya...
demikian semoga
bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar